Prospek Baju Import Bekas dari Korea dan Jepang

Bookmark and Share


Jangan disangka hanya baju baru saja yang prospek mendatangkan keuntungan jika dijual. Ternyata, pakaian bekas pakai atau second keuntungannya juga menggiurkan. Indah (20) pemilik toko baju bekas Anugerah Collection mengatakan omzet usaha pakaian bekas atau baju korea, hongkon, atau cina mencapai Rp 1 juta per hari atau sekitar Rp 20 juta-Rp 30 juta tiap bulannya."Untungnya besar. Kalau hari biasa bisa dapat rata-rata Rp 1 juta. Kalau hari libur bisa sampai Rp 2 juta," kata Indah.

Lima tahun silam, Indah dan tantenya, Hendrika Manulung mencoba peruntungannya dengan membuka usaha penjualan baju bekas. Indah menuturkan, kala itu modalnya tidak seberapa besar. Modal utama untuk membeli baju bekas sekitar Rp 500 ribu-Rp 600 ribu per karung. Per karung memiliki berat 10 kilogram dengan isi 700 potong baju.

Selain itu juga untuk membayar sewa sebuah toko di lantai 3 Pasar Baru, Rp 1,5 juta per bulannya. Hanya dalam hitungan hari, mereka sudah balik modal dan mencecap keuntungan."Dalam 3 hari saja, sudah balik modal dan dapat untung. Misalnya, dibuka tanggal 12 September, tanggal 24 sudah balik lagi," tutur Indah.

Pangsa pasar penjualan baju bekas ini cukup menjanjikan. Pasalnya, banyak orang yang menggandrungi baju korea luar negeri dengan merek terkenal namun dengan harga miring. Kata Indah,"Yang belanja disini 70 persen orang yang cari merek dan barang luar."

Untuk pakaian bekas, Indah menjual dengan harga kisaran Rp 5.000-Rp 25.000. Sedangkan untuk tas, dijual dengan harga bervariasi mulai Rp 25 ribu-Rp 125 ribu. Semuanya berupa barang impor seperti baju Korea dan Jepang.

Selain barang bekas, Indah juga menjual barang baru di tokonya. Namun, tutur Indah, barang baru cenderung lebih susah dijual dan keuntungan yang diambil sedikit. Indah mencontohkan, harga tas yang dia beli dari agen dengan harga Rp 40 ribu hanya bisa dijual kembali dengan harga Rp 50 ribu. "Kalau barang baru ambil untungnya sedikit. Lakunya juga lama. Saya lebih suka jual yang second," kata Indah.

Selama bulan puasa, Indah mengatakan omzetnya meningkat menjadi rata-rata Rp 2 juta per harinya di hari kerja biasa, dan diata Rp 2 juta di hari Sabtu dan Minggu.

kompas.com

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar

Powered By Blogger